Kelima siswa ini telah melalui proses seleksi yang sangat ketat, panjang dan kompetitif. Mulai dari seleksi di tingkat sekolah, kemudian di tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan ke tingkat propinsi dan kemudian di tingkat nasional melalui event tahunan OSN. Dari hasil OSN ini mereka selain menjalani tahapan seleksi lanjutan juga menjalani proses pembinaan selama total empat bulan dalam bentuk training camp, di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.
Tiga puluh siswa SMA peraih medali di OSN telah menjalani proses pembinaan tahap 1 dan seleksi hingga menjadi 12 orang. Di pembinaan tahap 2 mereka diseleksi hingga menjadi 5 orang. Selanjutnya di pembinaan tahap 3 mereka di fokuskan untuk persiapan menghadapi soal-soal IPhO. Mereka telah dibina secara intensif oleh tim dosen dari UI, ITB dan UGM. Selain mereka mempersiapkan UAN, SNMPTN dan/atau Ulangan Umum, mereka juga telah diberikan pemahaman konsep-konsep fisika yang lebih mendalam dan lebih advance serta membiasakan mereka dalam pemecahan masalah-masalah fisika selama pembinaan.
Ketua tim fisika Indonesia, Dr. Syamsu Rosid, yang menyertai para siswa ke IPhO, menggambarkan situasi lomba hampir mirip dengan tahun lalu. “Para siswa selama berlomba terlihat tenang, mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Hasil yang diperoleh cukup memuaskan, ke depannya, kami berusaha meningkatkan pembinaan dan pelatihan pada mereka,” ujarnya di sela-sela kedatangan tim.
Adrian Nugraha Utama, peraih medali emas di olimpiade fisika ini, mengungkapkan rasa syukurnya, “Saya tidak menyangka bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Lawan-lawan cukup berat, tapi saya berusaha mengerjakan soal-soal sebaik mungkin. Bagi saya, menang atau kalah sudah hukum alam, sekarang yang penting adalah usaha dan mental. Jika mental tertata dengan baik, semuanya pasti bisa dikerjakan. Sesungguhnya, lawan terberat adalah diri kita sendiri.” ujarnya sambil memperlihatkan medali. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar